Jumat, 15 Juli 2011

Pengertian Kinesiologi


Pengertian Kinesiologi.
Kinesiologi berasal dari kata yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah), juga dikenal dengan kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia. Ini adalah disiplin yang terfokus pada aktifitas fisik. Sebuah pendekatan yang berlaku kinesiological medis berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah terhadap analisis, pelestarian dan peningkatan pergerakan manusia dalam semua pengaturan dan populasi http://en.wikipedia.org/wiki/Kinesiology.
Kata Kinesiologi berarti studi tentang gerak. Secara khusus, studi tentang bagaimana bertindak dan koordinasi otot-otot untuk menggerakkan tubuh. Di bidang kesehatan alami, Kinesiologi menggunakan otot untuk memantau stres dan ketidak seimbangan dalam tubuh di mana’Muscle pengujian’ digunakan untuk mendeteksi dan menyeimbangkan. Ketidakseimbangan ini mungkin berhubungan dengan stres emosional, gizi atau alergi, masalah belajar, cedera atau sakit http://www.breatheeasy.com.au/aboutk.html.
Tujuan Kinesiologi.
Tujuan kinesiologi ditinjau dari beraneka macam kegiatan yang bergerak pada bidang kinesiologi adalah http://en.wikipedia.org/wiki/Kinesiology :
1.    Health promotion : Kinesiologists yang bekerja di industri promosi kesehatan berfokus pada bekerja dengan individu yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan individu.
2.    Klinis / Rehabilitasi : Kinesiologists yang bekerja dengan individu-individu dengan kondisi menon-aktifkan yang bertujuan untuk membantu mereka mendapatkan kembali fungsi fisik yang optimal.
3.    Ergonomics : Kinesiologists yang ini bekerja di industri yang bertujuan untuk menilai kesesuaian desain workstation dan memberikan saran untuk modifikasi dan alat-alat bantu.
4.    Kesehatan dan Keselamatan : Kinesiologists yang bekerja adalah orang yang terlibat dalam konsultasi dengan industri dan bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan memberikan rekomendasi dan solusi untuk mengoptimalkan kesehatan dan keselamatan pekerja.
5.    Disability manajemen/ Case koordinasi : Kinesiologists bekerja merekomendasikan dan menyediakan rencana aksi yang bertujuan untuk mengembalikan individu yang terluka fungsi optimal mereka dalam semua aspek kehidupan.
Kajian Terhadap Ruang Lingkup Ilmu Kinesiologi.
Orang yang bergerak dalam bidang terapan ilmu Kinesiologi menilai gerakan manusia, kinerja, dan fungsi dengan menerapkan ilmu-ilmu Biomekanik, Anatomi, Fisiologi, dan motor pembelajaran terutama pada manusia. Kinesiologists terlibat dalam rehabilitasi, pencegahan, dan menejemen gangguan untuk memelihara, merehabilitasi, atau meningkatkan gerakan, fungsi atau kinerja di bidang olahraga, rekreasi, bekerja, dan olahraga http://www.thefreedictionary.com/kinesiology.
Kinesiologists juga menyediakan jasa konsultasi, melakukan penelitian, dan mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan rehabilitasi, kinerja motor manusia, ergonomi, dan kesehatan dan keselamatan kerja. Gerakan tubuh dimanfaatkan dari gerakan fisik untuk menetapkan irama organ-organ dalam tubuh http://en.wikipedia.org/wiki/Kinesiology.
Salah satu kebijakan terbesar Kinesiologi adalah fleksibilitas. Setiap perawatan adalah penilaian yang unik dengan kebutuhan pribadi seseorang. Menggunakan otot dalam menguji seseorang, disediakan dengan penyembuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan, baik itu rohani, sifat emosional, struktural atau sifat fisik, dari gizi, atau kimiawi

Bagaimana HIV Menular??????


Bagaimana HIV Menular?

Karena HIV berada di dalam cairan tubuh manusia, virus ini dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh. Beberapa cara yang beresiko menularkan HIV diantaranya:Â
1.Hubungan Sex. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.Â
2.HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.

3.HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika menyusui. 
Yang Tidak Menularkan HIV

Hubungan sosial biasa tidak menularkan HIV. Alasannya, HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh, tidak menular melalui sentuhan, serta melalui sesuatu yang dipakai oleh orang HIV positif. Anggapan bahwa HIV bisa menular melalui jabat tangan, bergantian alat makan/minum hanya mitos. HIV juga tidak menular melalui gigitan nyamuk karena HIV hanya berkembang di dalam cairan tubuh

Senin, 13 Juni 2011

Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit Menular Seksual (PMS)

PMS, kenali untuk dihindari Sesuai dengan sebutannya, “Penyakit Menular Seksual” (PMS), adalah penyakit-penyakit yang umumnya dapat ditularkan melalui berbagai kontak/cara hubungan seksual, macamnya juga sangat banyak, beberapa diantaranya ada yang menyebabkan mandul (infertilitas), cacat, bahkan kematian, bila tidak segera mendapat perawatan/pengobatan yang baik dan benar. Sebelumnya PMS lebih dikenal dengan sebutan penyakit kelamin. hal ini bisa dimaklumi karena penyakit tersebut umumnya memang timbul disekitar kelamin yang terjadi akibat adanya hubungan seksual. Adapun penyebab PMS, sedikitnya juga terdiri dari lima macam ‘kuman’ yaitu: Bakteri, virus, protozoa, jamur dan parasit. Kuman-kuman tersebut berpindah dari tubuh atau darah orang yang telah terinfeksi, kepada yang masih sehat dan biasanya memang terjadi melalui hubungan seksual. Saat ini penyebaran PMS semakin memprihatinkan lalu, siapakah sebenarnya yang pertama kali menularkan penyakit kelamin? pria atau wanita?. Tidak ada yang dapat memastikannya. Mirip dengan pertanyaan: Mana yang lebih dahulu, ayam atau telur?. PMS tidak terbatas hanya akan terjadi/menyerang kepada orang dewasa, atau remaja tetapi juga kepada anak-anak. PMS dapat pula menular kepada janin yang sedang dikandung oleh ibu yang terinfeksi/mengindap PMS. Juga melalui jarum suntik yang tidak steril, dan akibat transfusi darah yang juga tidak steril, telah tercemar kuman/virus. Sama pula halnya dengan penyakit Hepatitis B, yang sesungguhnya bukan penyakit kelamin, tetapi dapat ditularkan lewat hubungan seksual, jarum suntik, dan juga akibat transfusi darah. Dibawah ini kami coba sajikan beberapa jenis PMS untuk dapat dikenali dan dihindarkan antara lain: SIFILIS Sifilis adalah suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman treponema palidum, bentuknya sangat kecil dan berpilin-pilin. Kuman atau bakteri tersebut umumnya hidup di mukosa (saluran) genetalia, rektum, dan mulut yang hangat dan basah. Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati seperti misalnya bangku, tempat duduk tiolet, handuk, gelas, atau benda-benda lain yang bekas digunakan/dipakai oleh pengindap. Namun demikian, selain penularanan sifilis melalui hubungan seksual, sifilis masih dapat menular melalui alat suntik atau transfusi darah yang mengandung kuman tersebut. Gambar Sifilis stadium 2, bentuk kondodilomalata didaerah penis, skrotum dan inguinitas. GONORE Gonore, adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh kuman kecil berbentuk diplokokus, yaitu seperti biji kopi yang terbelah, dan disebut gonokokus, atau juga oleh sejenis virus yang disebut klamidia trakomatis. Terutama yang diakibatkan oleh mikro-organisme yang dikenal dengan nama neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual, namun demikian penularan penyakit ini dapat juga diakibatkan karena “sentuhan tangan, pakaian, atau barang-barang yang telah digunakan penderita/orang yang mengindap penyakit gonore. Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: bila pria, ia akan merasa ‘panas’ ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar. Pada wanita gonore umumnya tidak menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan dengan gelaja keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan bernanah, gonore juga menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat kelamin kaum pria, juga diseliling vagina (liang senggama) kaum wanita. KLAMIDIA Klamidia adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus chlamydia trachomatis (klamidia trakomatis). Klamidia, sering menyebabkan apa yang dinamakan uretritis non spesifik yakni radang saluran kemih yang tidak spesifik, yang dikenal merupakan salah satu infeksi/penyakit, akibat dari hubungan seksual yang terjadi pada pria. Sedangkan pada wanita klamidia lebih sering menyebabkan cervicitis (serviksitis), yaitu infeksi leher rahim, dan penyakit peradangan pelvis (pinggul/panggul), bahkan menyebabkan infertilitas. Gejala-gejala klamidia yang tampak pada pria adalah: keluarnya cairan berwarna kuning kehijau-hijauan dari penis (umumnya pagi hari); tertutupnya ujung penis oleh ‘pus’ atau ‘duh’ (nanah) yang mengering; nyeri saat kencing; serta meningkatnya frekunsi kencing. Namun hampir sekitar 50 persen pria yang terinfeksi, tidak mengalami gejala. Sedangkan gejala pada wanita adalah timbulnya chanroid/soft chancre, yakni ulkus (bisul) lunak, yang disebabkan oleh basilus (bakteri berbentuk batang), yang ditularkan akibat hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi. Selain itu kemungkinan akan terjadi pembengkakan yang ditandai dengan sekret (cairan dari produk kelenjar) yang berwarna kuning, nyeri pada pelvis, atau perdarahan selama hubungan seksual. Mungkin pula akan terserang demam atau menimbulkan nyeri, dan menyebabkan panas saat buang air kecil. HERPES Herpes sebenarnya hanyalah suatu penyakit bersifat gangguan temporer (sementara) dan umumnya dapat dicegah oleh setiap orang. Sebagai salah satu penyakit kelamin penularan herpes melalui oral dan kelamin. virus herpes terdiri dari 2 jenis yakni herpes simpleks tipe 1 dan herpes simplek tipe 2. Herpes simplek tipe 1, umumnya menginfeksi didalam dan disekitar mulut, sedangkan herpes simplek tipe 2, biasanya pada genital (alat kelamin), hingga disebut pula herpes genitalis. Gejala penyakit herpes mirif dengan flu yakni dengan gejala pertama suhu badan akan meningkat, sakit pada kerongkongan, pening, kelelahan dan sebagainya yang umum pula terjadi pada orang demam. Gejala-gejala yang mengikuti herpes pada tahap pertama itulah, yang biasanya sering mendatangkan derita yang berat, karena sistim imun pada diri penderita atau orang yang terinfeksinya, umumnya memang tidak siap untuk memerangi infeksi yang timbul. Pada tahap kedua akan muncul lepuhan-lepuhan kecil yang berderet-deret pada permukaan kulit, yang disertai rasa panas dan gatal, yang terkadang sangat menyiksa, tidak tertahankan untuk tidak menggaruknya. Herpes akan lebih cepat muncul apabila kulit sedang iritasi (luka-luka atau lecet), seperti halnya hubungan seks dapat pula menyebabkan timbulnya hespes kelamin, bila terdapat luka/lecet pada organ genetalia (alat kelamin pria atau wanita). Bagaimana menghindarinya? Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual, yang paling mudah adalah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini tentunya tidak mudah dilakukan. Dibawah ini kami mencoba menyampai upaya pencegahan antara lain sebagai berikut: § Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur. § Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan. § Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS § Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik. Masih banyak penyakit menular seksual, seperti yang sedang menjadi perhatian kita semua seperti HIV/AIDS, yang akan kami sajikan pada penulisan berikutnya.

Konsep dasar dalam Gerak

Konsep Dasar dalam Gerak

KONSEP DASAR GERAK

1. Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain. Macam-macam gerak lokomotor, yaitu : lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap, sliding, skiping,rolling,dan memanjat. Bentuk-bentuk latihan gerak lokomotor
Kembangkan setiap macam gerak lokomotor ini, dengan mengembangkan tema-tema sesuai konsep dari Laban; misalnya, dikaitkan dengan konsep tubuh atau bagian tubuh, konsep ruang, konsep usaha, dan konsep keterhubungan.
a. Berjalan
jalan adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah salah satu kaki tetap menumpu pada dasar pijakan. Dengan konsep di atas, berjalan dapat dilakukan dengan kaki, dengan tangan, dengan kaki dan tangan, dengan tubuh; demikian juga arahnya, ke depan dan ke belakang, ke samping kiri dan kanan, dalam hal usaha, bisa cepat, lambat, keras, perlahan, terhenti-henti, berkelanjutan; dalam hal keterhubungan, bisa di sekitar ruangan, di sekitar teman sendiri, melintasi atau melangkahi alat, dsb.
b. Berlari
Berlari adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah badan dalam keadaan melayang di udara. Aplikasikan konsep-konsep di atas, sesuai dengan tema berlari.
c. Berjingkat
Berjingkat adalah aktivitas memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan satu kaki, menumpu dan mendarat menggunakan satu kaki, sedangkan satu kaki yang lain ditekuk pada bagian lutut sehingga tidak menyentuh tanah. Keterampilan berjingkat selain sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga sering digunakan dalam aktivitas motorik pada beberapa cabang olahraga seperti lompat jangkit, sepak bola, bola voli dan bola basket.
d. Meloncat
Meloncat adalah gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua atau satu kaki tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus menggunakan kaki.
e. Menderap
Menderap atau mencongkang adalah gerakan berjalan dipadukan dengan lompat (leaping), arah dapat ke depan maupun ke belakang. Gerakan ini seperti kuda pada saat berlari kencang (menderap), tetapi hanya dilakukan dengan menggunakan dua kaki.
f. Merayap
Merayap adalah gerakan yang dilakukan dengan posisi tubuh telungkup di atas permukaan, tangan dan kaki kiri atau kanan digerakkan maju secara bersama-sama, kemudian kaki mendorong tubuh ke depan, dan kepala sedikit diangkat untuk melihat ke depan.
g. Memanjat
Memanjat adalah gerakan ke atas atau ke bawah dengan menggunakan kedua tangan dan kaki. Biasanya anggota tubuh bagian atas sebagai alat kontrol utama agar tidak jatuh .

2. Gerakan Nonlokomotor
Gerakan non lokomotor adalah aktivitas yang menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak pindah tempat. Bentuk-bentuk gerak nonlokomotor, yaitu menghindar, meregangkan otot, memutar dan berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik, dan yang terakhir adalah mendorong.
a. Latihan Menghindar
Latihan menghindar sangat berguna dalam berbagai permainan maupun olahraga. Menghindar dapat berupa menghindari benda maupun kawan atau lawan bermain.
b. Latihan peregangan
Latihan peregangan adalah latihan mengulur otot tubuh, dengan jalan melakukan fleksi atau ektensi atau dengan cara yang lain. Prinsip dasar yang harus dipegang adalah cara mengulur dimulai dengan uluran yang paling ringan kemudian makin lama-makin berat sampai hitungan delapan.
c. Memutar (meliuk) dan Berputar
Anak-anak perlu diajarkan bagaimana meliukkan tubuh kurang dari 180-200 derajat dan memutar tubuh 360 derajat. Gerakan ini berguna untuk meningkatkan keseimbangan statis atau kesadaran vestibular.
d. Bergantung
Bergantung adalah aktivitas menahan berat badan dengan jalan tangan memegang palang atau tali. Meskipun sudah memasuki usia SMP, tidak semua anak dapat melakukan bergantung mengangkat tubuh (pull-up), sehingga untuk mereka cukup belajar menggantung dengan jalan tangan memegang palang atau pada tali.
e. Menarik dan mendorong
Menarik adalah gerakan menggunakan tenaga terhadap obyek atau orang lain agar obyek atau orang yang jaraknya jauh si penarik menjadi dekat dengan tubuh penarik.

3. Gerakan Manipulatif
Gerakan manipulatif adalah keterampilan motorik yang melibatkan penguasaan terhadap objek di luar tubuh oleh tubuh atau bagian tubuh. Dilihat dari jenisnya, keterampilan manipulatif dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
Menjauhkan obyek: melempar, memukul, menendang.
Menambah penguasaan: menangkap, mengumpulkan, mengambil.
Bergerak bersama: membawa, memantul-mantulkan (dribbling).
a. Menggelindingkan benda
Menggelindingkan benda dapat berupa benda bulat seperti bola, atau benda yang berbentuk lingkaran, seperti cakram, ban sepeda dan sebagainya. Guru harus memilih benda-benda tersebut yang berat dan ukurannya sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan motoriknya.
b. Melempar
Melempar merupakan gerak manupulatif untuk menjauhkan obyek dari tubuh dengan menggunakan satu atau dua tangan.
c. Menangkap
Menangkap adalah keterampilan gerak dasar manipulatif untuk menghentikan momentum suatu obyek dengan menggunakan tangan. Menangkap biasanya dipengaruhi oleh kemampuan visual untuk mengikuti gerakan obyek.
d. Menendang
Menendang adalah keterampilan gerak manipulatif di mana kaki digunakan untuk memukul obyek. Latihan menendang dapat dilakukan dengan dua bentuk, yaitu menendang obyek yang ada di tanah, dan menendang obyek dengan cara voli (obyek masih berada di udara).
e. Menggiring
Menggiring bola adalah keterampilan gerak manipulatif yang menggunakan koordinasi antara mata-kaki dan mata-tangan untuk membawa bola dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam permainan sepak bola menggiring bola dilakukan dengan menggunakan kaki, sedangkan dalam permainan bola basket menggiring bola dilakukan dengan menggunakan tangan dengan jalan bola dipantul-pantulkan ke lantai.
f. Memukul
Memukul adalah suatu aksi menggunakan satu atau dua tangan atau suatu alat untuk mendorong (memberikan daya pada) suatu obyek. Anak-anak kelas satu dan dua masih sulit memukul benda bergerak, dan memukul menggunakan tongkat yang bulat, karena kesadaran visualnya masih rendah. Untuk melatih keterampilan memukul sebaiknya menggunakan alat pemukul yang pipih dengan permukaan untuk memukul lebar, sedangkan bola yang digunakan sebaiknya bola yang ringan.

transfer belajar

Transfer Belajar (Transfer of Learning)

Istilah Transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari matapelajaran yang satu ke matapelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tsb. dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll. Bila hasil belajar (pengetahuan) yang terdahulu memperlancar atau membantu proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi ransfer belajar yang disebut transfer positif. Misalnya materi pelajaran biologi memudahkan siswa untuk memahami dan mempelajari materi geografi. Sebaliknya bila pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh lebih dahulu mempersulit proses belajar yang kemudian maka dikatakan telah terjadi transfer belajar negatif.

Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar positip dapat terjadi.

Apa saja harus diperhatikan seorang guru agar proses transfer belajar berlangsung secara positif ? seorang guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif untuk terjadinya tansfer beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

Kemampuan Asli Si belajar
Keefektifan / kelancaran atau kemudahan transfer banyak dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa atau pengetahuan yang lebih dahulu diketahui atau dikuasai. Suatu transfer akan mudah terjadi bila siswa sudah memiliki kemampuan awal yang berhubungan dengan materi tsb. Oleh karenanya untuk memudahkan proses transfer guru perlu mengetahui terlebih dahulu kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan.
Kebermaknaan materi/bidang studi bagi si belajar
Transfer belajar akan terjadi dengan lancar bila siswa merasakan/mengetahui kebermaknaan materi yang dipelajari bagi dirinya atau kehidupannya. Adanya makna/arti terhadap materi yang dipelajari akan menjadi pendorong bagi siswa untuk mempelajari materi tsb. Kebermaknaan ini pun akan memperlancar proses transfer.
Cara Mengajar
Transfer akan mudah terjadi bila penyajian materi dilakukan guru dengan menarik dan menggunakan berbagai matode yang bervariasi sehingga menarik dan meninggalkan kesan yang positif bagi siswa. Cara mengajar ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kondisi / keadaan siswa yang dapat memotivasi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Apa ada hubungan antara transfer belajar dengan pengembangan kurikulum ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa pandangan mengenai hakekat belajar dan apa konsekwensinya terhadap pengembangan kurikulum di sekolah.

Teori Generalisai

Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum. Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsepo, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.

Teori elemen identik

Pandangan ini dipelapori oleh Edwar Thorndike yang mengatakan bahwa transfer belajar dari satu bidang studi ke bidang studi yang lain atau dari pengalaman hidup sehari-hari terjadi berdasarakan adanya unsur-unsur yang sama (identik) dalam kedua bidang studi itu. Makin banyak unsur yang sama maka akan semakin besar terjadinya transfer belajar. Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dll.

Menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positip.

Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu transfer positip, transfer negatif, transfer vertikal dan transfer lateran.

Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi yang lain.

Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.

Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.

Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.

prinsip belajar motorik

Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu. Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam Toeti Sukamto (1992: 14 ) mempunyai alasan sebagai berikut :

Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa,
Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi0kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar;
Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;
Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.

Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan berbedaan sudat pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)

Menurut kelompok teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan . Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan. Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :

Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;
Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;
Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.

Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.

Prinsip-prinsip teori kognitifisme; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.

Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti 1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu

Tahap sensorikmotorik yang bersifat internal ( 0-2 tahun)
Tahap preoperasional (2-6 tahun )
Tahap operasional konkrit (6-12 tahun)
Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Teori kognitif Bruner

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertama adalah tahap enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami lingkungan. Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.

Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning)

Teori belajar bermakna menurut Ausubel

Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna, dimana materi yang dipelajari diasimilasikan secara non-arbitrari dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Menurut Reilly & Lewis, (1983) ada dua persyaratan untuk membuat materi pelajaran bermakna yaitu

Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu;
Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna;
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausebel ini dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar melalui tahap-tahap sebagai berikut :

mengukur kesiapan mahasiswa seperti minat, kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review , pertanyaan-pertanyaan dan lain-lain tehnik;
memilih materi-materi kunci lalu penyajiannya diatur dimulai dengan contoh-contoh kongkrit dan kontraversial;
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasi dari materi baru itu;
menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari,
memakai advan organizers;
mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubungan-hubungan yang ada
Menurut Hartley & Davies (1978), Prinsip-prinsip kognitifisme dari beberapa contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah

Mahasiswa akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu;
Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik mahasiswa harus lebih tahu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana;
Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah diketahui sebelumnya;
Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (dalam Toeti Soekamto 1992:36)
Prinsip-prinsip (teori) Pembelajaran

Berbeda dengan teori belajar maka teori pembelajaran persifat preskriptif. Teori pembelajaran berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat orang dapat belajar dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori atau prinsip-prinsip belajar walaupun berhubungan dengan proses belajar.

Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran dan bagaimana menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pembelajaran sehari hari. (Snelbaker,) Teori pembelajaran tidak saja berbicara tentang bagaimana manusia belajar tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi manusia secara psycologis, biografis, antropologis dan sosiologis. Tekanan utama teori ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil meningkatakan kualitas pembelajaran yaitu ;

Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang merubah stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil-hasil belajar ini memberikan kemampuan melakukan berbagai penampilan;
Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikatagorikan sebagai a. bersifat praktis dan teoritis.
Kejadian-kejadian di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat di kelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerukan adanya kejadian-kejadian khusus untuk dapat terbentuk. (Gagne 1985 : )

Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk mengatur situasi agar siswa mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran tatapmuka dikelas maupun tidak seperti pembelajaran jarak jauh, terprogram dll. Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih metode pengajaran yang mana yang paling tepat untuk suatu pembelajaran tertentu. Sehubungan dengan itu berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok yaitu

Pendekatan modifikasi tingkahlaku; teori pembelajaran ini menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan (reinforcment) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru sangat penting untuk mengenal karakteristik siswa dan karakteristik situasi belajar sehingga guru dapat mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh siswa.

Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif; teori ini diturunkan dari prinsip/teori belajar kognitifisme. Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal siswa yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di dikelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh siswa harus bersifat penemuan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya .(Bruner…)

Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar;

Dari berbagai teori belajar yang ada, Bulgelski (dalam Snelbecer : ) mengidentifikasi beberapa puluh prinsip kemudian dipadatkan menjadi empat prinsip dasar yang dapat diterapkan oleh para guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Ke empat prinsip dasar tersebut adalah

Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsif terhadap materi yang akan diajarkan. Jadi materi pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian si belajar.
Semua proses belajar memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu hanya dapat dipelajari sejumlah materi yang sangat terbatas.
Di dalam diri orang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengotron motivasi serta menentukan sejauh mana dan dalam bentuk apa seseorang bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai pengontrol. Disini ditekankan juga perlunya kesamaan antara situasi belajar dengan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kehidupan nyata.
Teori Pembelajaran berdasarkan analisis tugas; teori pembelajaran yang ada diperoleh dari berbagai penelitian dilaboratorium dan ini dapat diterapkan dalam situasi persekolahan namun hasil penerapannya tidak selalui memuaskan oleh karena itu sangat penting untuk mengadakan analisis tugas (task analysis) secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

Teori Pembelajaran berdasarkan Psikologi Humanistik; teori pembelajaran ini sangat menganggap penting teori pembalajaran dan psikoterapi dari suatu teori belajar. Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus siswa seperti aktualisasi diri siswa. Dengan memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan kearah mana siswa akan berkembang.

Agar belajar bermakna inisiatif siswa harus dimunculkan dengan kata lain siswa harus selalu dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran yang cocok untuk hal ini adalah dengan pengajaran eksperimental. (Toeti S. 1992:47)